Ditulis: Ariffin Noor Hasby
Banjarbaru, 2003
Di tembok kota ini telah kupahat hatiku
lalu ribuan sajak bersayap waktu
terbang ke langit luas
menyimpan kepedihannya di cakrawala.
Sehabis hujan melelehkan riwayat
tahun-tahun angin
hatiku tak lagi kau lihat di tembok itu
dunia dalam matamu yang lamur
seperti melunturkan warna hidupku di situ;
tembok kota yang membisu setelah ditinggalkan
para pembaca doa.
Hanya batu-batu kesabaranku,
warna matahari yang datang dari sebuah pagi
masih mengenali isyarat kesunyian itu
pada bau tanah yang memikulnya
sepanjang kepak burung-burung luka
yang kehilangan dunia tanda-tanda.
Diambil dari buku Darah Penanda, Antologi Sastra Pemenang Lomba Menulis Puisi dan Cerpen DKD Kota Banjarbaru 2008
21.5.08
Di Tembok Kota Kupahat Hatiku
Label:
Sastrawan
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar