OK, simple dan to the poin. Dimulai dari yang pertama, MLM adalah :
- Bisnis palsu yang mengajak ke suatu pertemuan (kadang dengan cara memaksa, sering nipu dibilangnya sekedar acara makan-makan atau kumpul-kumpul teman, seminar dll)
Aku bilang :
Benar semua MLM menipu dalam mengundang (ya gimana enggak nipu…, denger kata MLM langsung kabur…) tapi tidak semua MLM menipu dengan bisnisnya. Ingat dalil : sukses adalah bagi mereka yang jujur dan yang gagal adalah tukang bohong, jelas karena sesuai dengan dalil bisnis yang dilandasi kebohongan tidak akan lama bertahan. Eh…temen-teman join yuk MLM ABC dengan uang pendaftaran 3jt yuk, kita cuma santai lho kerjanya, duduk diam nanti bakalan bisa dapat mobil lho … ha ha ha swt
- MLM akan ngotot memaksa semua orang untuk menjadi anggota. Mengajak seluruh kalangan (petani, pengemis, pengusaha, bos, bahkan presiden) dengan dalil semua orang bisa sukses mendapatkan uang secara mudah.
Aku bilang :
Benar semua orang berpeluang untuk itu, tapi tidak semua orang akan sampai ke sana. Bagaimanapun Orang kaya akan lebih sedikit dari orang miskin itu sudah pasti dan tidak perlu riset untuk membuktikannya. Berani sumpah, bisnis Toko swalayan itu prospek untuk kaya, ya emang benar. tapi dari 1000 orang yang buka swalayan 5 orang saja yg bisa jadi jutawan, sisanya kemungkinan biasa-biasa saja bahkan ada yg bangkrut.
- MLM akan mengorbankan pertemanan, mencari keuntungan dengan cara jahat memanfaatkan ikatan keluarga dan kesetiakawanan sahabat demi uang. (secara tidak langsung pemaksaan dengan cara halus supaya join MLM)
Aku bilang :
Soal mengorbankan teman, Lha kemana lagi menawarkan? Tentu saja ke orang-orang terdekat & kita kenal dulu dong. Saya baru saja buka usaha kafe, apa yang saya usayakan? saya akan selamatan kenduri baca yasin dan mengundang semua teman-teman dan saudara-saudara untuk mencicipi makanan di kafe secara ala kadarnya. Oh iya… kenapa saya tidak mencegat saja semua orang yang lewat?
- Pertemuan MLM selalu dengan jas atau pakaian-pakaian yang menunjukan kemewahan agar orang tertarik. Petinggi MLM selalu memamerkan kekayaan mereka (Mobil Mewah, dll.) agar kita terobsesi, sungguh ini yang tidak sesuai dengan norma-norma agama dan bangsa.
Aku bilang :
Benar saya menemukan bahwa anggota MLM sering berpakaian rapi, saya pikir itu benar2 cocok buat menipu, tapi kenapa pegawai asuransi merayu saya supaya ambil item juga seperti itu? Saya rasa karena tidak akan ada orang yang mau bekerjasama dalam masalah uang dengan orang yang penampilannya jelek pakai celana jeans lusuh dan bolong-bolong bahkan cuma pakai kain sarung.
Selama ini kita didoktrin dengan kata-kata biar miskin tetapi kaya hati, makan enggak makan asal kumpul. Ternyata orang miskin harus berbuat tidak baik juga untuk bisa mempertahankan hidup. Menipu orang agar barangnya laku dijual, mencuri untuk bisa biayai sekolah, harus berebut dengan orang lain untuk mendapatkan sumbangan, dll. Aliasnya begini : sudah miskin harta, tambah miskin hati lagi. Apakah salah, kalau orang terus berpikir gini : sama-sama berbuat jeleknya mending kaya walaupun hasil korupsi. daripada miskin tetep harus main curang juga. Yang kaya kan masih bisa beramal bangun masjid atau naik haji walaupun pura-pura, masih dapat pahala biarpun sedikit. Sedangkan yang miskin harga diri ini seakan tidak ada, minta sana minta sini. Nelongso khan…? Tetapi ini bukan prinsip saya lho! Ini yang saya amati dari banyak orang !!
- MLM itu dosa, money game. Yang beli barang kita enggak tahu yang mana orangnya, bahkan namanya saja enggak tahu, tidak ada akad jual beli
Aku bilang :
Makan uang dari orang yang tidak dikenal adalah dosa? wah.. Gimana yah, pada saat usaha sudah besar, maka itu menjadi milik publik. Lihat INDOSAT punya belasan ribu karyawan, Apakah mau taruhan dengan saya bahwa Bosnya mengenal semua pegawai yang menghasilkan uang buat dia, Atau lebih ekstrim Bos perusahaan raksasa komunikasi itu harus mengenal semua pengguna jasanya yang membeli kartu MENTARINYA karena dari sanalah semua penghasilannya, Ngaco…
- Statsitik dari Pusat Riset Sekolah Bisnis Universitas Harvard adalah: 98 Orang dari setiap 100 orang yang join MLM, beberapa bulan kemudian keluar dari MLM karena enggak maju-maju bahkan rugi.
Aku bilang :
Benar, 2 yang bertahan adalah seleksi alam. 98 yang gugur bukan korban MLM tapi memang males, bodoh, kurang action. Pasif dll. 98 orang yang bangkrut di bisnis swalayan karena kurang pengalaman, lalu apa harus bisnis swalayannya yang disalahkan? kalau saya sih pilih menyalahkan orangnya yang dodol dan dungu.
- Hati-hati ikut MLM nanti rugi, banyak penipuan, udah capek-capek punya member banyak, eh tutup MLM nya.
Aku bilang :
Bah! uang pendaftaran Rp. 180.000 dibilang rugi? bandingkan saya bikin game center habis 200 juta (CPU AMD Winsor sebanyak 40 buah), sampai sekarang belum nemu yang namanya balik modal. Soal MLM tutup, tentu saja sebelum bergabung saya menganalisa terlebih dahulu. Tidak mungkin saya bergabung dengan perusahaan MLM yang detak jantungnya dah mau berhenti. Ini dunia bisnis, saya juga tidak akan dengan serta merta menganggap Amway, CNI MQ-Net sebagai looser, karena roda terus berputar. Game center dan warnet saya juga bisa bangkrut kalo di depan saya ada yang buka game dengan jumlah PC 150 biji dan pakai LCD 21 inch ditambah cuma dipatok harga Rp. 2000/jam atau gratis
- MLM itu cuma menimbun barang ke konsumen, membeli barang yang tidak perlu, pemaksaan pembelian dengan dalih tutup poin.
Aku bilang :
Yeah ini lagi apa-apaan? sudah tahu barang MLM itu enggak dibutuhkan kenapa masih join? yang suka fasion ya join dong MLM baju-baju, yang suka kecantikan join MLM lipstik, yang suka makan, jangan join MLM otomotif, emangnya mau makan ban serep sama spion? soal tutup poin, itu bukanlah pemaksaan asalkan kita butuh barang atau jasanya, 1 bulan saya mau tidak mau ke POM bensin ngisi kendaraan sebanyak 6 kali, kalo tutup poin MLM Bensin cuma 4 kali? bukankah masih sisa 2? coba dilogika, sudah dapat bensin… dapat bonus lagi. Bandingkan dengan tiap hari makan bakso di perempatan, adakah tukang bakso yang kasih bonus bulanan misalnya kita makan bakso di tempatnnya sampai bermangkok-mangkok dalam setahun? jangan-jangan diskon saja kita enggak pernah dapat.
- MLM itu menawarkan barang dengan sedikit uang, banyak-banyak cari anggota, bisa tanpa tutup point, lalu hasilnya menggiurkan 2 tahun lagi. Bebas Finansial!!!
Aku bilang :
Sepertinya bohong deh, Di muka bumi ini gak ada investasi cuma 180 ribu perak bisa kaya raya. Yang pasti kaya si penipunya. Jadi, hanya orang-orang yang mau bekerja keraslah yang bisa sukses di bisnis MLM. Gak ada tuh namanya modal kecil, duduk manis, dapet duit gede!. Bekerjalah!. MLM salah satu dari 1001 jalan orang mencari nafkah. Walapun ada sekelompok orang berpendapat miring. Karena mereka pernah berhadapan dengan MLM yang gak bener. MLM sejati adalah yang memiliki produk bagus untuk dijual, dan bisnisnya memang menjual produk tersebut, hanya saja cara memasarkan produknya melalui jaringan. Melalu jaringan biaya iklan yang besarnya bisa memakan separuh harga produk dialokasikan menjadi bonus kepada member. Dari pada biaya iklan masuk ke kantong RCTI atau SCTV, bukankah lebih baik masuk ke kantong sekian juta penjualnya. Makanya MLM yang benar bisa dijamin umurnya panjang. Mau tau contohnya : Oriflame! sudah 40 tahun di dunia dan 20 tahun di Indonesia. Krisis moneter kemarin menerpa…MLM ini tak bergeming, tetap berkibar. Atau MLM dengan produk dalam negeri yang baru go internasional: Nutrend! perusahaan Sido Muncul yang sudah berdiri sejak lama di negara kita yang tercinta ini.
- MLM cuma menguntungkan senior, yuniornya pasti sakit dan cuma dijadikan kambing korban, misal jumlah anggota MLM 2000, lalu yang anggota 2001 dapat bonus dari mana?
Aku bilang :
Setahuku MLM yang bener adalah menjual barang.. bukan tergantung rekrut anggota lalu dapat bonus, itu money game namanya = dosa, Jadi enggak masalah yang anggota ke 2001 itu dapat bonus dari mana, ya dari menjual. Lagipula MLM adalah bisnis manusia, artinya berkembang dan dinamis itu karena manusia ada yang mati dan ada yang lahir, ada yang menjadi muda ada menjadi yang tua. Saya pernah 1 tahun jadi Marketing Bukopin wilayah kota XXX, saya pernah berpikir gimana ya kalau kota XXX itu udah jadi nasabah Bukopin semua? apa gaji saya stop? soalnya kan enggak ada lagi orang yang bakal dirayu buat jadi nasabah, ya kan? tapi eh ternyata semua itu dinamis, manusia selalu bertambah dan terus bertambah….
- MLM kenapa selalu berkoar-koar soal impian? bisa beli mobil bisa dapat rumah bisa jalan-jalan ke luar negeri, bisa naik haji, itu seperti senjata pamungkas yang enggak ada duanya deh
Aku bilang :
Kita mau bekerja di suatu perusahaan juga karena mereka menjual impian, TKI berangkat ke luar negeri juga karena mempunyai impian, orang mau wiraswasta juga karena ada impian. Jadi sebenarnya bukanlah hal yang aneh jika pelaku bisnis jaringanpun akhirnya juga menjual impian. Cuma mungkin cara menjual impian ini diselewengkan oleh para pelaku MLM secara vulgar dan membabi buta sehingga kita merasa risih dibuatnya, toh itu yang vulgar-vulgar namanya oknum, bukan MLM nya.
Masih bersambung …..
http://dolphincyber.com/
Tidak ada komentar:
Posting Komentar